Ceritanya, suatu hari di sekolah Cinta, ibu guru bertanya, siapa diantara murid murid yang bisa memasak atau membuat kue tanpa bantuan. Secara otomatis Cinta dan beberapa temannya tunjuk jari , termasuk beberapa murid cowok. Trus Mam bilang 'Bener loh ya....nggak boleh bohong, ntar kapan kapan disuruh praktek loh'. Cinta mengangguk...tapi ternyata sampai rumah dia galau juga. Maksain praktek bikin kue yang beneran murni hasil kerja dia dari menimbang sampai finishingnya.
Ya wis lah, begitu ada waktu, aku ajak dia bikin kukis saja yang simple dan pasti berhasil.
Setelah aku catatkan resepnya dan siapkan bahan bahannya, Cinta langsung beraksi.
Waktu adonan harus di rolling, aku mau bantu, tapi tidak diijinkannya, dengan alasan 'Nanti nggak murni buatan Niek'...haissss.... :D
Dia hanya minta aku memberi contoh sekali saja dan berikutnya dikerjakannya sendiri.
Urusan cetak mencetak juga dilakukan sendiri, biarpun sudah bosan tapi karena niat dan tekad yang bulat, diselesaikan juga.
Bagian yang paling disukai adalah memecah telur dan mengolesi adonan sebelum dipanggang
Untuk menghidupkan oven dan mengeluarkan dari oven, tentunya masih aku bantu :)
Setelah kukis matang, dia lagi yang menyusun di cooling rack.
Dan inilah hasil kerjanya. Begitu kukis siap dimakan, Cinta langsung mengambilkan beberapa keping kukis untuk Apak dan mbak Yanti, dan dengan bangga bilang 'Ini buatan Niek sendiri loh'..
Kapan kapan bikin kue lagi ya, Nak :)