Kesan pertama begitu masuk resto adalah ‘AMIS !!’. Karena ikan mentah dipajang di ruangan tertutup dan ber AC. Kami nyari tempat yang paling jauh dari display ikan.
Tempatnya lumayan cozy, tapi meja dan kursinya terlalu rapat satu sama lain. Kalau sedang ramai pasti tidak nyaman.
Menu yang kami pilih, atas suggestion Lily adalah :
Ikan Papakulu bakar asap (Rp 23,000/ekor)
Udang Windu petai balado (Rp 32,000 isi 6 ekor udang ukuran sedang dan sekitar 7 mata petai yang kurus kurus dan gepeng)
Gurame pesmol (Rp 26,000/ekor)
Orak arik jagung (Rp 8,500/porsi)
Baby buncis goreng ebi (Rp 8,500)
Sebelum masakan siap, kami jalan jalan dulu lihat display ikan, dan aku yang memang sengaja bawa kamera jadi gatal motretin jenis jenis ikan yang ada.
Ikan mata sebelah. Yang sebelah ini tidak ada matanya....
Yang sebelah sini baru ada...
Ini giginya.......rupanya di laut nggak ada bekel... :D
Ikan Papakulu....wajahnya ramah sekali, entah apa yang dibayangkannya waktu tertangkap jaring nelayan. Dia pikir diajak piknik kali yeee ?
Ikan Pari, diprotes Lily soalnya kecil kecil.. :D
Ikan jaket atau sukang
senyumnya ramah juga..
Ngobrol sana sini, tanya ini itu, kabar kabari tentang teman yang masih stay dan say goodbye di kantor…sampai makanan datang.
Yang datang pertama adalah ikan Papakulu bakar asap. Baunya wangi khas ikan asap.
Yang unik, kulit ikan ini keras sekali sehingga sebelum diambil dagingnya, kulit harus disingkap dulu….trus dibuang, nggak bisa dimakan :). Rasanya, kata suami Lily mirip ayam…menurutku sih, enggak…cuma lembut aja. Not bad.
kulit dan daging ikan papakulu bakar asap
Udang datang kemudian….agak kecewa karena ternyata petainya, yang diharapkan besar dan segar, seperti photo di buku menunya, ternyata kecil kecil gepeng dan hanya sedikit. Tapi rasanya OK untuk seleraku. Manis manis pedas.
Orak arik jagung…isinya jagung manis pipilan dan telur, rasanya cenderung manis, tapi kalau aku sih seneng. Baby buncisnya juga OK.
Yang aku paling suka adalah Gurami Pesmolnya. Walaupun kata Mr. Phang terlalu reddish. Menurutku kuahnya segar, walaupun tomatnya sudah agak agak dying, alias nyaris busuk.. Biasanya di Daun Lada, yang dibikin pesmol adalah ikan Nila, tapi karena Mr. Phang suka gurami, kami insist minta Gurami Pesmol. Ikannya digoreng kering baru disiram kuah, jadi crispy tapi basah...**bingung ya? **
Porsinya kecil kecil, tapi rasanya dari skala 0 – 100, dapat 75 lah. Harganya juga lumayan murah.