bn2v154MDaRwUuRjzbo7E5tA7HFKoHvHqpphWhL8

Krengsengan kambing a la Keluarga Cinta



Hari Sabtu kemarin dapat kiriman daging kambing dari Yanti, asisten rumah tanggaku yang kost di belakang perumahan kami. Dia dapat bagian dari masjid di dekat rumahnya yang memotong kambing pada hari Idul Adha yang diperingati hari Jumat 27 November 2009. Karena Yanti dan suaminya nggak suka kambing, maka dibawalah 1 kresek daging dan jerohan itu kerumahku.

Daging kambingnya sebagian masih aku simpan untuk dibuat sate dan tongseng ntar kalau sempat dan kalau sudah punya arang…:D. Sebagian lagi aku masak krengsengan. Pengen aku masak gule juga, tapi Pok suamiku nggak suka gule, daripada sudah repot masak harus menghabiskan sendiri, mending aku buat yang dia suka aja... :D


Untuk resep krengsengannya, aku pakai resep berikut :

500 gr daging / tetelan kambing

7 bawang merah

5 bawang putih

3 cabe rawit

1/2 sdt merica bulat

1/3 sdt ketumbar

1 ruas jahe

1 sdm petis udang

4 sdm kecap manis

1 sdm gula pasir

Air secukupnya

2 buah tomat potong potong

Cabe rawit utuh sesuai selera

Minyak untuk menumis


Cara membuat :


Haluskan bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, cabe rawit dan jahe

Tumis bumbu halus sampai harum

Masukkan daging kambing, aduk sampai berubah warna

Masukkan kecap manis dan air, masak sampai daging empuk

Tambahkan petis udang, gula pasir, tomat, cabe rawit utuh dan garam kalau masih kurang asin

Masak lagi sampai air tinggal sedikit

Sajikan dengan nasi putih panas



Kemarin petis yang aku pakai sudah asin, jadi aku tidak menambahkan garam lagi. Petis masuk terakhir, karena kalau masuk di awal akan membuat masakan cepat gosong. Kalau tidak mau memasak terlalu lama, daging kambing bisa dipresto dulu sampai setengah empuk.


Sedikit cerita di luar kuliner : Yang aku kagumi di tempat tinggal Yanti adalah semua warga diminta untuk iuran bulanan sekitar Rp 10,000 - Rp 15,000, yang pada hari Idul Adha tahun berikutnya dibelikan kambing (dan sapi kalau uangnya cukup). Lalu seminggu sebelum Idul Adha, para warga itu mendapat kupon dan pada harinya nanti ada tukang becak yang keliling dari rumah kerumah membagikan jatah dan mengambil kembali kupon. Sangat well organized, orang orang tidak perlu berdesakan ngantri untuk ambil daging dan sering membuat keributan kalau tidak dapat bagian atau bahkan celaka karena masing masing berebut tidak sabar menunggu giliran.
Related Posts

Related Posts

Post a Comment